×

Iklan

Iklan

“Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi”, Hanung Bramantyo Usung Teori Alternatif tentang Lubang Buaya

Selasa, 09 Desember 2025 | Desember 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-09T11:04:16Z



Yogyakarta, ISUETERKININEWS.COM – Industri film Indonesia kembali diramaikan dengan karya terbaru Hanung Bramantyo yang mengambil sudut pandang berbeda mengenai peristiwa Lubang Buaya. Film bertajuk “Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi” itu hadir sebagai drama horor psikologis berlatar tahun 1964, setahun sebelum tragedi 30 September 1965 terjadi.


Tidak seperti film-film bertema sejarah militer yang cenderung fokus pada kronologi resmi, Hanung mencoba menggali sisi batin masyarakat kala itu—ketakutan, tekanan sosial, dan kabut kecurigaan yang menyelimuti warga Desa Lubang Buaya.


Horor dari Teror Psikologis, Bukan Kekerasan


Diproduseri Sherly Kosasih dan dibintangi Anya Zen serta Carissa Perusset, film ini menggambarkan serangkaian kematian ganjil yang dialami warga desa. Para tokoh digambarkan dihantui mayat-mayat misterius yang “bolong”, menandai munculnya rangkaian kejadian mencekam.


Menurut Hanung, kengerian dalam film bukan bertumpu pada visual sadis, melainkan pada suasana takut yang meruntuhkan rasa kemanusiaan.

“Pada masa itu orang hidup dalam ketidakpastian. Mereka tidak tahu siapa yang bisa dipercaya. Justru dari situ rasa horornya muncul,” ujarnya saat ditemui di Universitas Amikom Yogyakarta, Senin (1/12/2025).


Pendekatan psikologis ini, jelasnya, menjadi pembeda utama antara Bolong dan film sejarah pada umumnya.


Sarana Katarsis dan Kritik terhadap Negara


Hanung menilai bahwa sejarah kelam 1965 hingga kini masih menyisakan ruang gelap yang tidak pernah dibuka sepenuhnya oleh negara. Judul Bolong, katanya, bukan sekadar merujuk pada lubang di lokasi pembunuhan para Pahlawan Revolusi, tetapi juga pada “lubang informasi” yang belum terungkap.


“Film ini adalah bentuk kemarahan saya. Kenapa negara masih enggan membuka kebenaran tentang tragedi itu?” katanya tegas.


Ia bahkan menyebut film ini sebagai “teori keenam”, yaitu interpretasi baru yang ia hadirkan di tengah banyaknya teori konspirasi yang berkembang. “Ini versi saya dalam membaca ulang sejarah,” tuturnya.


Tayang Perdana di Rotterdam, Optimis Masuk Indonesia


Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi dijadwalkan tayang perdana di Rotterdam International Film Festival 2026. Hanung mengakui bahwa tema yang ia angkat sangat sensitif dan berpotensi menghadapi tantangan saat diajukan untuk sensor di Indonesia.


Meski begitu, ia tetap yakin filmnya dapat diputar secara legal di dalam negeri.


“Saya tetap optimis film ini bisa tayang di Indonesia,” bebernya.


Jika lolos sensor dan mendapatkan ruang pemutaran yang layak, Bolong diprediksi menjadi salah satu film Indonesia paling berani yang mencoba membuka ruang diskusi baru mengenai tragedi 1965. (Fqh).

×
Berita Terbaru Update