Bantul, ISUETERKININEWS.COM -- Sanggar Nganu kembali menarik perhatian publik seni rupa dengan menggelar pameran bertajuk "Nganu di Sangkring: REAL.IS.ME", Sabtu (3/5/2025) sore, di Sangkring Art Space, Yogyakarta. Acara pembukaan dimeriahkan oleh kehadiran seniman sekaligus anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, yang turut menyumbangkan suara dalam lagu-lagu perjuangan.
Pameran ini menampilkan karya dari delapan seniman realis kenamaan: Bambang Herras, Budi Ubrux, Josua Tobing, Mahdi Abdullah, Melodia, Sigit Santosa, Wasito Amnan S, dan Yuli Kodo. Setiap karya mencerminkan eksplorasi mendalam terhadap mahzab realisme dengan pendekatan gaya yang beragam dan ekspresi artistik yang unik.
Dalam sambutannya, Rieke Diah Pitaloka menyampaikan kekagumannya terhadap Sanggar Nganu yang konsisten melahirkan karya realis yang tak hanya indah, tetapi juga menyuarakan realitas sosial. "Ia meyakini, seni realis mampu menjadi medium perubahan sosial yang nyata di tengah masyarakat," ujar Rieke pada Sabtu (3/5/2025).
"Selain itu, menurut Rieke ini merupakan pameran karya Seni Rupa yang menarik dengan tema Realis yang menggambarkan beberapa peristiwa yang sangat dekat dengan kehidupan kita. yang dimana itu bisa bercerita dalam kurun waktu tertentu Indonesia kondisinya dalam situasi apa dan sebagian menggambarkan peristiwa seperti tentang IKN, perubahan Iklim kemudian ada tentang pentingnya makan Bergizi tapi sistem harus diperbaiki untuk penyalurannya dan banyak lagi yang lainnya. kemudian ada juga tentang Kalibrasi yang tadi saya liat sebenarnya Kalibrasi itu tentang bagaimana timbangan keadilan yang tidak seimbang," ucap Rieke ketika diwawancara awak media di Sangkring Art Space pada Sabtu (3/5/2025).
Penulis dan kurator pameran, Agus Noor, menekankan bahwa potensi besar para seniman realis kerap kali terabaikan. Melalui pameran ini, ia ingin memberi penghormatan sekaligus mengangkat kembali nama-nama yang telah lama berkarya sejak era 1970-an namun belum banyak mendapat sorotan.
“Teman-teman seniman realis ini punya keterampilan luar biasa, tetapi seperti hilang dari radar. REAL.IS.ME adalah bentuk penghormatan untuk mereka,” jelas Agus Noor.
Sementara itu, pemilik Sangkring Art Space, Putu Sutawijaya, menilai Sanggar Nganu sebagai sanggar yang unik karena banyak anggotanya berkarya tanpa memiliki studio tetap. “Pameran ini adalah bentuk persaudaraan. Semoga Sanggar Nganu terus tumbuh menjadi sanggar terbaik di Jogja,” katanya.
(Fqh)