Bantul, ISUETERKININEWS.COM – Tempat Kita bersama Senirupa.id menghadirkan Resonansi, sebuah ruang komunitas baru yang dirancang sebagai platform pertemuan kreatif bagi seniman, kurator, penulis, peneliti, hingga pemerhati seni. Program ini memadukan pameran, dialog, pertunjukan, serta diskusi tematik sebagai upaya memperkuat ekosistem seni dan menciptakan ruang lintas generasi yang saling terhubung.
Pimpinan Redaksi Senirupa.id, Adhi Pandoyo, menjelaskan bahwa Resonansi disusun untuk membuka peluang kolaborasi dan memperluas ruang bertukar gagasan.
“Kami bekerja sama dengan kolektif untuk membuat agenda bernama Resonansi. Program ini terbuka bagi publik, dan kami mengundang seniman, penulis, kurator, hingga pemerintah budaya untuk terlibat dalam pameran, bedah karya, serta dialog yang menghidupi praktik seni,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Senin (24/11/2025)
Ia menerangkan bahwa Resonansi dirancang sebagai program jangka panjang.
“Pamerannya kita gelar dua bulan sekali, dan di bulan-bulan genap akan ada diskusi tematik. Agenda ini sudah kami rancang sampai akhir 2026, dan ketika formatnya sudah matang, kami ingin melanjutkannya sebagai program berkelanjutan,” tuturnya.
Menurutnya, Resonansi tak hanya menjadi ruang kurasi, tetapi juga sarana edukasi dan penguatan ekosistem seni rupa.
Pada edisi perdana, Resonansi menghadirkan pameran bertajuk “TAK ADA YANG SI(S)A–SI(S)A?”, menampilkan karya dari Gesito Arhant, M. Shodiq, dan Rizki Maulana, dengan teks pendukung oleh Shafira Rahmasari. Ketiga seniman muda tersebut mengeksplorasi residu—baik berupa ingatan, pengalaman, maupun material—sebagai sumber gagasan yang terus berkembang.
“Mereka merupakan seniman muda dari perguruan tinggi seni, ada yang dari ISI Surakarta dan ada yang dari ISI Yogyakarta. Mereka sedang tumbuh sebagai emerging artist,” katanya.
Sementara itu, perwakilan dari Kolektif Kita, Sarah Rayhana, menuturkan bahwa ruang dialog, bedah karya, dan ruang alternatif bagi seniman muda saat ini masih terbatas. Ia berharap Resonansi dapat menjadi jembatan bagi seniman lintas usia dan latar belakang.
“Kami ingin ruang ini menjadi penghubung antara generasi yang sudah menjadi praktisi dengan teman-teman mahasiswa atau seniman muda. Semoga tempat ini bisa menumbuhkan ruang alternatif baru untuk memperkaya wacana dan praktik seni,” katanya.
Dengan menghadirkan pameran dan percakapan yang saling menguatkan, Resonansi diharapkan dapat menjadi ruang komunitas yang menghubungkan beragam pelaku seni serta memperluas lanskap kesenian kontemporer di Bantul dan sekitarnya. (Fqh).

