PEKANBARU,ISUETERKININEWS.COM - Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Suara Rakyat Bersatu (DPP LSM BERANTAS) menyuarakan kritik keras terhadap Komisi III DPRD Kota Pekanbaru yang dianggap gagal menjalankan fungsi pengawasannya terhadap rumah sakit, menyusul meninggalnya seorang pasien di Rumah Sakit Awal Bros Sudirman, pada tanggal 29 Apil 2025, yang diduga karena pelayanan buruk.
Kasus ini terungkap setelah keluarga almarhum, yang juga merupakan anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Komisi II, menyampaikan kronologi memilukan di media. Disebutkan bahwa selama menjalani perawatan, hampir seluruh tanggung jawab dasar seperti menyuapi makanan, mengganti popok, membersihkan tubuh hingga membantu saat buang air besar justru dilakukan oleh keluarga pasien sendiri.
“Perawat hanya lalu-lalang. Kami yang menyuapi, mengganti pampers, membersihkan tubuhnya. Padahal itu tanggung jawab rumah sakit,” ungkap keluarga sebagaimana yang telah viral di berbagai media sosial dan pemberitaan online.
Keadaan makin tragis saat pasien kesulitan makan dan perlu diberi makanan lewat selang sonde. Tubuhnya menolak, mengalami muntah hebat, namun tenaga medis diduga tidak menunjukkan respons yang cepat dan profesional.
Tragedi mencapai puncaknya pada Senin dini hari, 28 April 2025 pukul 05.00 WIB. Saat itu pasien tersengal, lendir memenuhi tenggorokan. Keluarga panik, memohon agar dilakukan penyedotan lendir. Namun, tindakan medis yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang hingga pasien meninggal dunia.
Menanggapi tragedi ini, Ketua Umum DPP LSM BERANTAS, KEND ZAI, menyayangkan sikap Komisi III DPRD Pekanbaru yang terkesan bungkam.
“Komisi III itu membidangi kesehatan dan pengawasan rumah sakit. Jika ada nyawa yang hilang karena dugaan kelalaian, mereka seharusnya paling depan meminta pertanggungjawaban. Bukan malah diam seribu bahasa,” tegas Kend Zai.
Yang lebih mengejutkan, informasi yang beredar menyebutkan bahwa pihak keluarga korban dan RS Awal Bros Sudirman telah melakukan mediasi dan mencapai kesepakatan damai. Namun menurut Kend, ini bukan soal damai atau tidak, melainkan soal pelanggaran prosedur dan kemungkinan unsur pidana.
“Perdamaian bukan alasan untuk menutup-nutupi dugaan pelanggaran serius. Kalau pelayanan rumah sakit sudah menyimpang dari SOP dan menyebabkan kematian, itu bukan hanya kesalahan administratif, bisa masuk ke ranah pidana. Aparat penegak hukum harus bertindak,” ujar Kend, pada media ini sabtu, (24/5/25)
“Kalau anggota DPRD saja diam ketika keluarganya jadi korban, bagaimana mereka bisa dipercaya memperjuangkan nasib rakyat biasa? Komisi IIII harus bertanggung jawab. Jika tidak sanggup, mundur saja,” tegasnya.
LSM BERANTAS mendesak Polda Riau segera menyelidiki dugaan kelalaian yang terjadi di RS Awal Bros Sudirman dan memproses secara hukum bila ditemukan pelanggaran. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi Riau juga diminta turun tangan mengevaluasi sistem pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
Kend Zai juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa di Mapolda Riau serta melaporkan dugaan kelalaian di RS Awal Bros Sudirman tersebut.
“Nyawa itu bukan main-main. Jika tidak ada keadilan untuk almarhum, maka potensi tragedi serupa bisa terulang. Komisi III DPRD Pekanbaru harus introspeksi, karena mereka ikut bertanggung jawab atas lemahnya pengawasan ini,” tutup Kend.
Sebelumnya, Humas RS Awal Bros Sudirman menyatakan bahwa persoalan tersebut telah selesai secara kekeluargaan antara rumah sakit dan keluarga pasien.
“Masalah ini sudah selesai. Kami sudah bertemu dengan keluarga, menjelaskan semua, dan mereka menerima penjelasan kami. Mereka juga menyampaikan akan mencabut pernyataan yang sempat beredar di media. Jadi tidak ada masalah lagi,” kata pihak Humas pada Selasa (13/5/25) sekira pukul 14.00 wib.
DPP LSM BERANTAS
