Yogyakarta, ISUETERKININEWS.COM -- Film terbaru berjudul “Lintrik: Ilmu Pemikat” siap menghantui layar bioskop Indonesia dengan kisah mistis yang berpadu dengan budaya Jawa kuno. Lebih dari sekadar horor, film ini menyuguhkan pesan moral yang kuat tentang bahaya penyalahgunaan praktik spiritual.
Produser Prama Gatra Film, Asye Siregar, menjelaskan bahwa Lintrik tidak hanya dibuat untuk menakut-nakuti penonton, melainkan juga untuk membuka kesadaran.
“Di balik cerita horor, Lintrik adalah cerminan sosial. Kami ingin penonton paham bahwa praktik seperti ini masih ada, dan ada pesan kewaspadaan terhadap orang-orang yang menyalahgunakan kepercayaan atau kedok agama demi kepentingan pribadi,” ujar Produser Asye saat diwawancarai awak media di CGV JWALK, pada Jum'at (29/8/2025).
Film ini mengangkat kisah tentang ilmu pengasihan kuno atau lintrik yang hanya bisa dijalankan oleh dukun perempuan melalui ritual ekstrem. Dengan latar budaya Banyuwangi, film ini menghadirkan suasana mistis yang autentik, lengkap dengan bahasa Osing dan tradisi lokal yang jarang ditampilkan di layar lebar.
Lebih lanjut, Asye menambahkan, kolaborasi dengan tim kreatif Banyuwangi menjadi kunci keaslian film ini. “Kami melibatkan konsultan budaya lokal agar setiap detail, mulai dari prosesi ritual hingga dialog, sesuai dengan kearifan lokal,” katanya.
Selain menawarkan cerita yang menegangkan, Lintrik juga diperkuat oleh jajaran aktor lintas generasi. Meisya Amira memerankan tokoh utama Rini, sementara Donny Damara dan Teguh Ryder hadir sebagai aktor senior yang menambah kedalaman akting.
“Kehadiran mereka menciptakan keseimbangan antara energi anak muda dan pengalaman aktor senior,” ungkap Asye.
Diproduksi oleh Prama Gatra Film bersama Rumah Semut Film, “Lintrik: Ilmu Pemikat” akan tayang di bioskop mulai 11 September mendatang. Dengan perpaduan horor psikologis, thriller, dan budaya lokal, film ini diyakini menghadirkan pengalaman sinematik yang mendebarkan sekaligus sarat makna.
“Lintrik bukan sekadar tontonan horor. Ini adalah pengalaman budaya, peringatan sosial, sekaligus hiburan yang menggugah kesadaran,” pungkasnya. (Fqh).