Notification

×

Iklan

Iklan

BPBD Kota Yogyakarta Perkuat Mitigasi Bencana Hadapi Musim Hujan 2025

Jumat, 19 September 2025 | September 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-19T09:44:26Z



Yogyakarta, ISUETERKININEWS.COM -- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperkuat berbagai langkah mitigasi guna menghadapi potensi bencana hidrometeorologi sepanjang musim hujan tahun 2025. Ancaman seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang menjadi fokus utama kesiapsiagaan.


Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, menuturkan bahwa peningkatan kesiapsiagaan dilakukan sebagai tindak lanjut dari peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait peralihan musim. “Kami terus mempersiapkan langkah antisipasi sejak awal September. BMKG sudah menginformasikan bahwa musim hujan mulai memasuki wilayah Yogyakarta,” ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Dinkominfosan Kota Yogyakarta, Kamis (18/9/2025).


Menurutnya, sejumlah kejadian telah dipicu oleh hujan deras sejak Agustus, mulai dari rumah roboh, pohon tumbang, hingga genangan air di titik-titik rawan. Kondisi ini menjadi peringatan awal bahwa curah hujan berpotensi meningkat dalam beberapa bulan mendatang.


“Data tersebut menjadi bahan evaluasi bagi kami. Oleh karena itu, seluruh unit siaga kami kerahkan agar dampak bencana dapat diminimalisir,” katanya.


Sebagai langkah nyata, BPBD membina 169 Kampung Tangguh Bencana (KTB). Setiap kampung mendapatkan pelatihan tentang mitigasi, teknik penanggulangan bencana, hingga simulasi jalur evakuasi. 


“KTB ini menjadi garda terdepan di tingkat masyarakat, sehingga mereka bisa bergerak cepat sebelum bantuan datang,” jelas Nur Hidayat.


Selain itu, tahun 2025 ini BPBD juga menambah 9 unit Early Warning System (EWS) otomatis, melengkapi 17 unit manual yang sudah ada. EWS tersebut dipasang di tiga sungai utama, yaitu Code, Winongo, dan Gajahwong, yang dikenal rawan meluap saat hujan deras.


“Pada bulan Oktober nanti, kami akan melaksanakan simulasi penggunaan EWS. Sistem ini sangat penting untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat terkait kenaikan debit air sungai,” imbuhnya.


Upaya kesiapsiagaan tidak hanya dilakukan BPBD, tetapi juga melibatkan lintas dinas. Dinas Pekerjaan Umum fokus memperbaiki saluran drainase dan talud di titik rawan longsor, sementara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pemangkasan dan penebangan pohon berisiko tumbang.


Selain itu, Nur Hidayat juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan kondisi hunian. 


“Kalau rumah sudah tampak rapuh, segera diperbaiki sebelum hujan semakin sering turun. Pohon besar yang miring sebaiknya ditebang. Jika ada potensi bahaya, jangan ragu melapor. Pertahanan awal tetap ada di warga sendiri,” tegasnya.


BPBD Kota Yogyakarta telah memetakan daerah rawan bencana. Kawasan bantaran Sungai Code, Winongo, dan Gajahwong masuk kategori rawan banjir. Wilayah yang berisiko meliputi Gondokusuman, Jetis, Tegalrejo, dan Umbulharjo.


Untuk potensi tanah longsor, teridentifikasi di tebing Kotagede dan Kraton. Sedangkan jalur protokol seperti Jalan Kusumanegara dan Jalan Kyai Mojo berpotensi mengalami pohon tumbang saat angin kencang.


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Iswari Mahendrarko, menambahkan bahwa pihaknya telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 100.3.4.4/1155 yang ditujukan kepada seluruh kampung di Kota Yogyakarta.


“Surat edaran ini diterbitkan agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem. Isinya antara lain ajakan untuk menjaga lingkungan, memeriksa kondisi bangunan, dan memastikan kesiapan jalur evakuasi,” pungkasnya. (Fqh).

×
Berita Terbaru Update