Yogyakarta, ISUETERKININEWS.COM – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta terus menggencarkan Gerakan Reresik Sekolah yang kini menjangkau seluruh jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Langkah ini menjadi wujud komitmen pemerintah dalam menanamkan budaya bersih dan tanggung jawab lingkungan di kalangan pelajar.
Ketua Tim Kerja Pembinaan Kepemudaan Disdikpora Kota Yogyakarta, Mugi Suyatno, mengatakan bahwa gerakan tersebut merupakan bagian dari strategi pembinaan karakter pelajar agar peduli terhadap lingkungan sekolahnya.
“Program ini kami dorong agar menjadi gerakan bersama lintas sekolah. Tidak hanya bersih-bersih, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan,” katanya saat jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta, Muja-Muju, Umbulharjo, Kamis (6/11/2025).
Menurutnya, Gerakan Reresik Sekolah telah menjadi kegiatan rutin sejak awal tahun 2022 ketika Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan Kampanye Gerakan Sampah Anorganik. Setiap satuan pendidikan, lanjutnya, diminta untuk melaksanakan kegiatan kebersihan serentak setiap Jumat Wage atau setelah Kamis Pon, sesuai surat edaran Kepala Disdikpora Yogyakarta.
“Ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan upaya berkelanjutan agar para pelajar memiliki kesadaran dan kebiasaan menjaga kebersihan sekolah,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa Disdikpora juga mendorong kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan swasta dan yayasan, salah satunya Yayasan Kalam Kudus Yogyakarta yang selama ini aktif dalam pengelolaan sampah sekolah.
“Kami ingin menciptakan gerakan kolaboratif yang melibatkan seluruh pelajar, guru, dan masyarakat sekolah agar menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mugi menyebut program tersebut sejalan dengan arahan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Hermawan, yang menekankan pentingnya penyelesaian masalah sampah di lingkungan sekolah itu sendiri.
“Pesan Bapak Wali Kota jelas, sampah sekolah harus selesai di sekolah. Oleh karena itu, kami dorong semua satuan pendidikan agar mengelola sampah secara mandiri, baik melalui biopori maupun bank sampah,” tambah Mugi.
Selain kegiatan bersih-bersih, Gerakan Reresik Sekolah juga diisi dengan sosialisasi Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi pengelolaan sampah berbasis lingkungan kepada peserta didik.
“Dengan program ini, kami berharap generasi muda Yogyakarta dapat menjadi pelopor perubahan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah,” pungkasnya. (Fqh).

